Jumat, 23 Desember 2011


Di hari Besok adah hari IBU.....
yang mana aku udah tidak dapat ertemu lagi.....
Memeluk,mendekap,mencium IBU......
Hanya lantunan DOA yang dapat aku berikan kepadaMu IBU.....
YaALLAH kuatkanlah aku untuk mengahadapi semua ini....
YaALLAH tempatkanlah IBU aku di tempat yang sangat INDAH di sana.....
YaALLAh aku kangen banget sekali sama IBU.....
Aku ingin nanti malam bertemu walau hanya lewat mimpi....
Aku pingin menunjukkan ke IBU kalau sekarang aku jadi lebih dewasa
Tapi ALLAH sudah berkehendak lain....
Aku akan berusaha tegar untuk menghadapi ini semua.....
Meski ini Berat tapi aku YAKIN aku BISA ...
Karena ALLAH selalu bersama hambanya.....
Dan aku YAKIN kalau IBU juga melihat anak-anaknya
Yang merindukan IBU.......
I LOVE MOTHER...............................
I MISS MOTHER.................................
I LOVE FAMILY................................




Kamis, 15 Desember 2011

Alhamdulillah....
akhirnya au udah sembuh dari penyakit yang di berikan ALLAH kepada qw....
Au berterima kasih kepada IBU Asrama, Pementor, Temen2 yang sangat peduli 5 au.....
Di mana au low sakit di rumah sangat manja tapi au disini harus semangat karena gag adha keluarga au....
Tapi disini au sadar low au diberi sakit harus sabar...., karena dengan sabar itu dapat menghapus dosa2 Amin......




hehehehe
meski bersifat sabar itu susah tapi au harus belajar....
karena ini merupakan ujian Allah kepada hambanya.....

Akku kangen IBU dan ABAH.....
mY family is the best......


Jumat, 09 Desember 2011


Aku BENCI dengan keadan ini
Aku harus berbuat apa...
Udah banyak kau telah Bodohi aku
Dan udah lama juga  aku diam
Apakah gara2 keDIAMan ini yang membuat mereka begini
Aku udah capek dengan ini semua...
Apakah kalian tidak sadar
Berapa banyak kesalahan yang telah kau perBUAT

Jika memang aku banyak salah ke kamu
Aku minta maaf....
Tapi semua ini akan aku coba buat keBAIKan aku di keDepannya...
Dan semoga aku siap menghadapi ini semua...

Semoga Allah Memberi Aku kesabaran
Berkat Kesabaran Yang Telah Engkau Berikan
Aku Dapat Menjalani   Ini Dengan Baik Tanpa Harus Bertengkar
Dan Selamanya Aku Akan Merubah DiriKu Menjadi Yang Terbaik DiSisi ALLAH,Keluarga Dan Yang Lain.......
AMIIIIIIN..............


AYAH & IBU

Dimana Aku Harus Mencari Ayah&Ibu  

Aku Menangis Seorang Diri

HatiKU Selalu Ingin Bertemu  UntukMU

Aku Bernyanyi tentang  Ayah& Ibu tercinta

Aku Ingin Bernyanyi Walau Air Mata di Pipiku Terus Mengalir

Ayah&Ibu Dengarkanlah Aku Ingin Berjumpa Walau Hanya Dalam Mimpi

Hari Demi Hari Terus Berganti

Namun Tiada Hari Seindah Dulu

Datanglah aku ingin bertemu denganmu

Walau Hanya Dalam Mimpi.......

Jumat, 02 Desember 2011

Islami

Wanita Dalam Keindahan Sebuah Kesetiaan
Kesetiaan adalah sebuah karya seni dari batin manusia yang dapat sangat membahagiakan manusia yang lain. Harganya tidak tertera dalam hitungan rupiah. Dan kesetiaan itulah yang teramat sangat langka untuk kita jumpai sekarang ini.
Kesetiaan tidak hanya berlaku hanya kepada hubungan suami dan istri, namun pada semua hubungan hati manusia lengkap dengan kepentingan mereka.
Tanyalah pada setiap batin manusia, betapa mereka pasti akan membutuhkan seseorang yang dapat dengan tulus memberikan kesetiaan kepada diri mereka.
Tapi mengapa disisi lain, ketika manusia ditempatkan pada posisi dimana dia harus memenuhi kepercayaan orang lain, atau dengan kata lain demi membahagiakan diri orang lain, seringkali manusia terjebak pada godaan main api tentang bagaimana menyalahi kesetiaan tersebut. Begitulah, bagaimanapun ceritanya, setan tak akan pernah henti membuat manusia berdosa.
Maka dari itu, dari pada kita sendiri sibuk menuntut orang lain untuk selalu memegang amanah serta kepercayaan yang kita berikan kepadanya, maka mengapa kita tidak lebih baik mewujudkan diri kita sendiri sebagai hadiah terindah yang membahagiakan mereka. Sebuah pelatihan yang baik yang akan memberikan kenyataan praktek yang indah dalam kesetiaan, adalah apabila diri kita sendiri secara sadar mengerti tentang indahnya sebuah kesetiaan. 
Karena kesetiaan hanya dimiliki oleh pribadi yang mulia, karena kesetiaan itu mencerminkan pribadinya yang begitu luas menerima segala kelebihan dan kekurangan orang lain. Jiwanya yang luas menuntunnya tersenyum dan tetap berpikir positif tentang segala apa yang telah Allah gariskan kepadanya.
Karena kesetiaan hanya dimiliki oleh pribadi dengan jiwa yang kuat. Lihatlah betapa anggun tentang caranya bertahan menghadapi segala apa yang disuguhkan kepadanya. Dan sudah lumrah bila manusia dilengkapi rasa bosan, namun sebuah pelajaran tentang kesetiaan, telah mengajarkan manusia yang dilengkapi atau melengkapi batinnya dengan hal tersebut, untuk berubah menjadi ajaib dimana dengan caranya yang elegan, akan di ubahnya rasa bosan menjadi hal yang menyenangkan.
Karena kesetiaan hanya dimiliki oleh jiwa yang indah. Betapa sangat sulit ketika seseorang ditetapkan pada keadaan dimana dia harus tetap pada sebuah kesetiaan yang terkelilingi oleh keadaan yang serba berkhianat. Memang pahit pada awalnya karena dengan hal ini, dia `terpaksa` untuk pelatihan mengindahkan jiwa dan kalbunya sendiri, demi tetap pada kesetiaan.
Menjadi setia adalah memberi kedamaian kepada siapapun yang kita setia kepadanya. Menjadi setia adalah tetap menyenangkan kepada siapapun yang kita setia kepadanya. Menjadi setia adalah sebuah karunia tak terhingga bagi siapapun yang dikehendaki Allah untuk memilikinya.
Maka milikilah hak paten dari sebuah kesetiaan, yaitu dengan menjadi setia hamba Allah yang tetap lurus, atau berusaha agar selalu tetap lurus dalam keadaan apapun. Adakah yang lebih indah dari sebuah perangai dan tingkah laku seorang hamba yang hatinya tunduk patuh serta mengabdi kepada Robbnya?. Jatuh bangun adalah sesuatu yang pasti dalam sebuah mentraining diri menjadi setia, tapi yang pasti pula, bahwa sebuah perjuangan pastilah ada akhirnya, dan semoga akhir dari pribadi yang sungguh setia adalah beroleh dengan Surga. Insyaallah.
(Syahidah/Voa-Islam.com)





















islami

Sungguh Allah Amat Sayang Kepada Orang Beriman
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang rahmat-Nya senantiasa kita harapkan. Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulillah, Shallallahu 'Alaihi Wasallam beserta keluarga dan para sahabatnya.
Saudaraku, para pembaca yang mulia!
Jika kita orang beriman, maka yakinlah bahwa Allah amat sayang kepada kita. Dia tak ingin mencelakakan hamba-hamba-Nya yang beriman. Bahkan sebaliknya, Dia senantiasa menghendaki kebaikan kepada mereka. Karenanya, Dia perintahkan segala sesuatu yang mendatangkan mashlahat dan kebaikan. Dan Dia larang segala hal yang bisa mendatangkan kerusakan dan kemudharatan terhadap mereka.
Allah Ta'ala berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لَا تَأْكُلُوا أَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ إِلَّا أَنْ تَكُونَ تِجَارَةً عَنْ تَرَاضٍ مِنْكُمْ وَلَا تَقْتُلُوا أَنْفُسَكُمْ إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيمًا
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu." (QS. Al-Nisa': 29)
Bukti kasih sayang Allah kepada hamba beriman itu dapat kita temui dalam risalah yang dengannya Allah mengutus Rasul-Nya Shallallahu 'Alaihi Wasallam,
الَّذِينَ يَتَّبِعُونَ الرَّسُولَ النَّبِيَّ الْأُمِّيَّ الَّذِي يَجِدُونَهُ مَكْتُوبًا عِنْدَهُمْ فِي التَّوْرَاةِ وَالْإِنْجِيلِ يَأْمُرُهُمْ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَاهُمْ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُحِلُّ لَهُمُ الطَّيِّبَاتِ وَيُحَرِّمُ عَلَيْهِمُ الْخَبَائِثَ وَيَضَعُ عَنْهُمْ إِصْرَهُمْ وَالْأَغْلَالَ الَّتِي كَانَتْ عَلَيْهِمْ
"(Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang umi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang makruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka." (QS. Al-A'raf: 157)
Saudara seiman yang dirahmati Allah!
Begitu pula yang ada dalam perintah ibadah shiyam. Bukan Allah ingin menyiksa dan meyakini hamba-Nya dalam menjalankannya. Namun, Allah ingin agar hamba tersebut menjadi insan yang mulia dan menjadi hamba Allah yang sesungguhnya. Oleh sebab itu Allah sebutkan secara gamblang dalam ayat shiyam, tujuannya agar orang-orang beriman menjadi hamba Allah yang bertakwa; La'allakum Tattaquun (agar kalian menjadi orang yang bertakwa). Dan sesungguhnya surga itu disediakan bagi para hamba Allah yang bertakwa.
وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ
"Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa." (QS. Ali Imran: 133)


Saudaraku yang mulia!
Pada hakikatnya, perjalanan hidup kita di dunia ini adalah perjalanan menuju Allah Subhanahu wa Ta'ala. Dalam perjalan itu, kita berbuat dan berucap. Dan perbuatan serta ucapan kita tadi terhitung sebagai bagian pekerjaan yang kita haturkan kepada-Nya. Selanjutnya Dia akan memberi balasan dari setiap pekerjaan kita. Jika baik, maka balasannya pun baik pula. Sebaliknya, jika buruk, balasannya juga buru
يَا أَيُّهَا الْإِنْسَانُ إِنَّكَ كَادِحٌ إِلَى رَبِّكَ كَدْحًا فَمُلَاقِيهِ
"Hai manusia, sesungguhnya kamu telah bekerja dengan sungguh-sungguh menuju Tuhanmu, maka pasti kamu akan menemui-Nya." (QS. Al-Insyiqaq: 6)
Saudaraku, kaum muslimin yang mulia!
Idealnya, setiap perkataan dan perbuatan kita itu mendatangnya cinta dan ridha Allah Ta'ala. Dan untuk itulah, Dia menciptakan kita dan memenuhi rizki kita.
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku." (QS. Al-Dzariyat: 56) dan makna ibadah, menurut Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah adalah sebuah nama yang mencakup setiap perkataan dan perbuatan, yang dhahir maupun yang batin, yang dicintai dan diridhai Allah.
Dalam redaksi lain yang disebutkan Al-Qur'an, agar kita melakukan yang terbaik untuk Allah Subhanahu wa Ta'ala.
لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا
"Supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya." (QS. Hud: 7 dan al-Mulk: 2)
Namun, kita sebagai manusia yang dibekali nafsu dan syahwat sering lalai. Banyak dari sikap dan tindakan kita yang lebih menuruti dorongannya, daripada memenuhi tujuan di atas. Begitu juga atmosfir di sekitar kita, banyak yang menjauhkan dari nilai takwa. Tontonan yang beredar lebih banyak mengajak untuk hidup materialistik dan kebebasan. Dengan bumbu kemewahan, seolah hidup wah manjadi satu tujuan yang harus diburu dan dicita-citakan. Semua itu menjadi satu sebab yang memalingkan kita dari menapak jalan menuju cinta ridha-Nya.
Kawan dan orang-orang disekitar lebih banyak mempengaruhi kita dalam keburukan, berhura-hura, nongkrong, dan pengaruh-pengaruh lainnya. Semantara kita sebagai makhluk sosial yang butuk pada pergaulan, lebih mudah terpengaruh kepada sesuatu yang negatif dari pada yang positif. Aturan yang berlaku di negeri ini dan yang berjalan di masyarakat juga begitu, jauh dari aroma takwa dan tunduk pada syariat-Nya. Sehingga kemaksiatan terdukung dengan hebat. Sementara ajakan-ajakan takwa dan menerapkan syariat Allah menjadi momok yang harus ditakuti. Semua itu juga tidak lepas dari sikap phobia para penguasa terhadap syariat Allah Ta'ala.
Maka, saudaraku, amat berat kalau harus menanggung tuntutan dan pertanggungjawaban atas nikmat-nikmat yang Allah berikan. Yang penuh kesadaran kita akui, lebih banyak kita kufuri dari yang kita syukuri. Begitu juga dosa, betapa banyak yang sudah kita kumpulkan. Dan sungguh amat berat kalau kita harus disiksa atas setiap dosa-dosa tersebut. Karenanya kita membutuhkan satu kesempatan untuk mengejar ketertinggalan dalam mengumpulkan pahala dan untuk menghapus dosa-dosa. Dan Allah amat sayang kepada kita, Dia berikan kesempatan mendapatkan Ramadhan di tahun ini, 1432 Hijriyah. Supaya kita bisa mengerjar ketertinggalan-ketertinggalan tadi dan menghapus dosa-dosa yang sudah menumpuk tinggi. Oleh sebab itu, satu iming-iming yang disebutkan dalam hadits al-Syarif adalah dilipatgandakannya amal kebaikan di bulan suci yang penuh berkah ini. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:
كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعمِائَة ضِعْفٍ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلَّا الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِي
"Setiap amalan anak Adam akan dilipatgandakan pahalanya, satu kebaikan akan berlipat menjadi 10 kebaikan sampai 700 kali lipat. Allah 'Azza wa Jalla  berfirman, ‘Kecuali puasa, sungguh dia bagianku dan Aku sendiri yang akan membalasnya, karena (orang yang berpuasa) dia telah meninggalkan syahwatnyadan makannya karena Aku’.” (HR. Bukhari dan Muslim, lafadz milik Muslim)
Ampunan dosa juga menjadi primadona yang ditawarkan, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, "Siapa berpuasa Ramadhan imanan wa ihtisaban (dengan keimanan dan mengharap pahala), diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (HR. Bukhari dan Muslim)
Sesungguhnya ampunan dosa yang dijanjikan kepada kita dikarenakan kita adalah makhluk yang banyak berbuat dosa. Sedangkan dosa merupakan sebab datangnya berbagai kesulitan, musibah, bencana duniawi dan ukhrawi. Bukankah Allaha telah berfirman,
وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ
"Dan apa musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)." (QS. Al-Syura: 30)
Jadi pada ringkasnya, syariat puasa Ramadhan yang difardhukan kepada kita, kaum mukminin, selama satu bulan penuh adalah untuk kebaikan kita juga. Puasa itu diwajibkan atas kita karena sayangnya Allah kepada kita, bukan karena Allah dengki kepada kita dari bersenang-senang. Begitu juga seharusnya yang kita yakini dari setiap perintah Allah yang tersebut dalam syariat Islam. Semuanya untuk kebaikan kita, kaum mukminin secara khusus, dan juga untuk kehidupan duniawi bagi manusia secara umum. Karena dengan ditegakkannya syariat Allah, keberkahan yang turun dari langit dan yang keluar dari bumi akan melimpah. Kemakmuran dan ketentraman akan dirasakan oleh negeri yang menjalankan keimanan dan ketakwaan kepada Allah 'Azza wa Jalla .
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آَمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ
"Jika sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi." (QS. Al-A'raf: 96)
Seorang muslim yang yakin, Allah amat sayang kepada mereka, bahwa apa yang Allah tetapkan bagi mereka dari syariat-Nya adalah untuk kebaikan mereka, pasti tidak akan berkata "No" untuk syariat Islam. Bahkan saat diseru kepadanya ucapannya tidak lain adalah sami'na wa atha'na (kami mendengar dan kami patuh).
إِنَّمَا كَانَ قَوْلَ الْمُؤْمِنِينَ إِذَا دُعُوا إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ أَنْ يَقُولُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
"Sesungguhnya jawaban orang-orang mukmin, bila mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya agar rasul menghukum (mengadili) di antara mereka ialah ucapan." "Kami mendengar dan kami patuh." Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung." (QS. Al-Nuur: 51)
Maka mari kita membenarkan akan mulia dan baiknya syariat Allah, lalu kita tunduk dan patuh kepadanya. Karena apa yang Dia tetapkan bagi kita adalah untuk kebaikan kita yang sesungguhnya, baik di dunia maupun di akhirat. Sebab, ALLAH AMAT SAYANG KEPADA KITA, ORANG-ORANG BERIMAN. Wallahu Ta'ala a'la
Di kutip dari syahidah/voa-islam.com